Grosir Baju Murah
 
 
Picture
Bencana letusan Gunung Merapi telah menginspirasi para pengrajin batik untuk membuat karya batik bermotif bencana Merapi. Salah satunya adalah batik bermotif ‘wedus gembel’ dan Gunung Merapi. Batik bermotif khusus itu total terjual seharga Rp 103 juta.

Lelang 3 batik bermotif Gunung Merapi dan ‘Wedus Gembel’ itu dilelang dalam Pameran Batik Jawa Tengah di Plaza Kementerian Perindustrian, Jl Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (30/11/2010).

Batik bermotif Gunung Merapi dan wedus gembel tampil dan di lelang di acara pameran batik Jawa Tengah yang berlangsung 30 November-3 Desember 2010 di Kementerian Perindustrian. Dalam pameran ini juga ditampilkan 52 stand batik asal Jawa Tengah.

“Kita juga me-launching batik bermotif Merapi karya Komar,” kata Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah.

Euis menjelaskan batik Merapi dan wedus gembel merupakan karya perajin batik Komar asal Jawa Barat. Uang hasil lelang akan disumbangkan bagi bantuan sosial termasuk korban bencana Merapi.

Ada tiga motif batik Gunung Merapi yang berhasil dilelang yaitu batik pertama berhasil terjual Rp 51 juta, penawar tertinggi Menteri Perindustrian MS Hidayat. Batik kedua terjual Rp 32 juta penawar tertinggi oleh Carmelita salah satu pengurus Kadin dan batik ketiga terjual Rp 20 juta, penawar tertinggi Benny Soetrisno seorang pengusaha tekstil.

“Saya buka dengan harga pembuka Rp 200.000,” kata Komar sebelum membuka lelang kepada detikFinance.

Menteri Perindustrian MS Hidayat langsung menyambar menawar harga Rp 20 juta, hingga proses tawar-menawar dan akhirnya disepakati harga Rp 51 juta untuk batik pertama.

Setelah melihat harga lelang yang cukup tinggi, lantas Komar menaikan penawaran harga pembuka karya batiknya menjadi Rp 10 juta untuk yang kedua dan ketiga. Batik kedua akhirnya terjual Rp 32 juta dan ketiga terjual Rp 20 juta, sehingga total penjualan untuk 3 batik bermotif Merapi itu mencapai Rp 103 juta.

(hen/qom)
sumber:detik.com

 
Picture
Di saat pakaian batik makin dikenal dan diterima masyarakat nasional, bahkan internasional, sejumlah kendala justru ditemui para pengusaha batik di Solo, Jawa Tengah. Satu di antaranya soal harga bahan baku yang melonjak tajam. Di sisi lain, pembatik Solo tidak dapat seenaknya menaikkan harga jual produk karena khawatir tidak laku terjual. Kenaikan ongkos produksi kain batik di Solo, dipicu kenaikan harga kain beberapa waktu terakhir. Tak tanggung-tanggung harga kain mengalami kenaikan rata-rata sebesar Rp500 per meter.

Menurut Gunawan Setiawan, pengusaha batik Solo, kenaikan harga dipicu kenaikan ekstrem harga kapas dunia yang disebabkan oleh kondisi cuaca yang sangat tidak menentu. Kegagalan panen kapas di sejumlah negara pemasok kapas berkualitas seperti Pakistan, Amerika Serikat dan Australia, membuat pasokan kapas dunia menjadi turun drastis.

Harga kapas di pasar internasional saat ini mencapai 112 sen dolar per libs. Padahal saat kondisi normal, harganya hanya 85 sen dolar per libs. Kondisi itu berdampak langsung kepada kenaikan ongkos produksi kain, termasuk kain batik yang diproduksi di Solo. Gunawan mengatakan kenaikan ongkos produksi berkisar antara 10 hingga 20 persen.

Atas kondisi tersebut, Gunawan dan pengusaha tekstil berharap pemerintah segera berinisiatif dan mengambil tindakan cepat, sehingga pasokan kapas sebagai bahan baku kain dapat teratasi. Dengan begitu ongkos produksi kembali bisa ditekan, dan usaha batik Solo bisa berkembang.

Cuaca buruk yang melanda kawasan global langsung memukul industri pertekstilan. Negara-negara penghasil kapas, bahan baku tekstil, mengalami bencana bertubi-tubi akibat badai. Dampaknya, harga kapas saat ini memasuki harga paling ekstrem.

Senada dengan Gunawan, Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jateng, Djoko Santoso mengatakan sepanjang tahun 2010 pengusaha pertekstilan nyaris tak pernah sepi dari goncangan. Jika pada paruh pertama 2010 harus bertahan dari dampak harga minyak dunia yang tidak menentu, pada paruh keduanya harus menghadapi situasi buruk akibat kenaikan harga bahan baku tersebut.

Negara-negara penghasil utama kapas kualitas bermutu seperti China dan Pakistan saat ini sedang dirundung berbagai bencana terutama banjir bandang akibat anomali cuaca global. Situasi itu langsung berdampak pada perdagangan kapas dunia. China dan Pakistan selama ini memang dikenal penghasil kapas terbaik dunia, selain Amerika Serikat dan Kanada.

"Saat ini terjadi kenaikan yang paling ekstrem dalam sepanjang sejarah perdagangan kapas dunia. Semula harga kapas berkisar 85 hingga 90 sen per libs, saat ini harga kapas telah memasuki angka 112 sen per libs. Harga tersebut masih mungkin mengalami kenaikan lagi," ujar Djoko Santoso kepada wartawan, Selasa (12/10/2010).

Kenaikan harga kapas akhirnya berdampak pula pada kenaikan harga tekstil dan produk tekstil. Rata-rata kenaikan sekitar 10 hingga 20 persen. Harga benang juga naik dari Rp 6,2 juta per bale, menjadi Rp 6,9 juta per bale. Demikian juga harga kain mengalami kenaikan kain.

"Ini situasi amat berat bagi pengusaha tekstil. Pengusaha tidak bisa melakukan apa-apa karena ini persoalan alam. Yang bisa dilakukan hanya mengambil langkah slow down dan menekan keuntungan bahkan hingga pada angka nol untuk tetap bertahan. Tapi kami hanya berharap jangan sampai ada penutupan perusahaan," ujar Djoko yang juga Direktur PT Danliris, Solo, tersebut.

sumber : metronews dan detik

 
Picture
Dinas Perhubungan Kota Surakarta meluncurkan fasilitas layanan transportasi umum Solo Batik Trans, Rabu (1/9). Layanan transportasi perkotaan berjenis bus rapid transit itu nantinya akan menjadi bus kota tercanggih di Indonesia.

Pada tahap awal, mereka baru mengoperasikan delapan unit armada dari 15 armada yang dimiliki. Bus yang merupakan sumbangan dari Kementerian Perhubungan tersebut dioperasikan oleh Perusahaan Umum Damri Unit Bus Kota Surakarta.

“Nantinya semua armada akan dioperasikan secara bertahap,” kata Kepala Dinas Pehubungan Kota Surakarta, Yosca Herman Soedrajad.

Seperti bus rapid transit yang berada di kota lain, Solo Batik Trans hanya akan berhenti di halte-halte tertentu. Bus tersebut bakal melintas dari terminal Palur hingga terminal Kartasura, dengan jarak sekitar 19 kilometer. Selama belintasi rute tersebut, Bus Rapid Transit akan menyinggahi 35 halte.

Untuk melintasi rute tersebut, Solo Batik Trans hanya membutuhkan waktu tempuh selama 35 menit. Waktu tempuh tersebut jauh lebih cepat dibanding bus kota biasa, yang memiliki waktu tempuh hingga satu jam.

Menurut Herman, pengoperasian Solo Batik Trans tersebut diharapkan mampu mengurai kepadatan lalu lintas di Kota Surakarta. “Selama ini masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi akibat minimnya kenyamanan alat transportasi umum,” kata Herman. Dia yakin, banyak pengguna kendaraan pribadi yang bakal beralih ke Solo Batik Trans.

Dia juga yakin, kehadiran Solo Batik Trans tersebut tidak akan mematikan bus kota lain. “Sebab harga tiketnya sedikit lebih mahal,” kata Herman. Namun dia berharap, pengusaha bus kota lain dapat memperbaiki fasilitas armadanya sehingga mampu setara dengan Solo Batik Trans, terutama dari segi ketepatan waktu.

Terpisah, Manager Perusahaan Umum Damri Unit Bus Kota Surakarta, Irwanto yakin jika pengoperasian Solo Batik Trans akan mendapat sambutan baik dari masyarakat. Selama ini, pihaknya juga telah mengoperasikan bus kota kelas eksekutif.

“Penumpang selalu penuh,” kata Irwanto. Saat ini, penumpang yang menumpang Solo Batik Trans masih diharuskan membeli tiket.

AHMAD RAFIQ




 
Grosir Baju Murah